Jumat, 13 November 2015

TULISAN 1 TIGA WUJUD KEBUDAYAAN

Tulisan 1
BUDAYA BETAWI
Ide dan gagasan
            Betawi merupakan kebudayaan asli kota Jakarta. Kebudayaan suku betawi terbentuk dari akulturasi(percampuran) bebrbagai kebudayaan yang telah ada sebelumnya. Hal ini terjadi karena Jakarta sebagai tempat hidupu suku betawi merupakan daerah pesisir yang sejak dahulu menjadi pusat perdangan. Oleh karna itu, dengan sendirinya menjadi tujuan berbagai etnis dari kawasan nusantara dan dunia.

Di samping itu, sikap terbuka orang betawi dan penghargaannya yang tinggi terhadap perbedaan juga turut mempercepat akulturasi tersebut. Karena akulturasi tadi, kebudayaan suku betawi dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis berdasarkan pengaruh kebudayaan- kebudayaan asal yang membentuknya, yaitu:
1.      Kebudayaan yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan arab dan melayu, seperti samrah, rebana, dan marawis
2.      Kebudayaan yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan cina seperti lenong, topeng betawi, gambang kromong, tari cokek, dan tari yapong
3.      Kebudayaan yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan portugis dan belanda, misalnnya keroncong tegu dan tanjidor
Kebudayaan suku betawi bisa jadi menjadi kebudayaan terkaya yang dimiliki Indonesia. Mengingat akulturasi yang terjadi pada kebudayaan suku yang cukup banyak tidak mengherankan jika akhirnya kebudayaan suku betawi ina kebudyaan menarik minat para pendatang untuk ikut mendiami sebagai besar wilaya Jakarta sebagai tempat berlangsungnnya kebudayaan suku betawi secara turun temurun
Singkat cerita, nilai kebetawian merupakan gagasan ideal masyarakat Betawi terhadap kehidupan mereka sehari-hari. Oleh karena itu, nilai kebetawian ini dapat pula dimanfaatkan masyarakat Betawi untuk menghadapi derasnya arus budaya global yang membanjiri masyarakat Jakarta melalui berbagai macam media. Dalam kondisi apa pun etnis Betawi ini tetap kukuh terhadap keyakinan dan pandangan hidup yang mereka anut. Nilai-nilai kebetawian yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Betawi melahirkan karakter yang tegas dan sabar pada diri orang Betawi.

Walaupun hidup dalam kesusahan, orang Betawi tidak akan menjual keyakinan mereka. Sesuatu yang telah mereka anut sejak kecil tidak akan mudah pudar begitu saja hanya karena kesusahan atau iming-iming harta-benda. Kehidupan bagi orang Betawi adalah sebuah perjuangan dan kerja keras yang terus berlanjut hingga kematian tiba. Oleh karena itu, karakter pantang menyerah dan selalu mencari jalan keluar adalah ciri dari orang betawi asli. Dalam mengatasi masalah hidup menjadi kekuatan tersendiri masyarakat Betawi. Karakter ini juga melahirkan sifat berani menghadapi tantangan apa pun pada diri orang Betawi selama mereka meyakini apa yang mereka pilih itu benar.

Gambaran lain orang Betawi adalah sebuah penggambaran watak seorang manusia yang menghargai kejujuran dan keterbukaan. Kejujuran dan keterbukaan dalam masyarakat Betawi merupakan hal yang sangat esensial dan tampak dalam keseharian mereka, seperti terlihat dalam komunikasi mereka sehari-hari. Kejujuran masyarakat Betawi ini terlihat menonjol pada pola komunikasi mereka yang apa adanya, hampir jarang ditemui kata-kata untuk memperhalus maksud pembicaraan. Jika mereka mengatakan Hitam, maka akan dikatakan hitam, putih dikatakan putih, tidak dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi. Keterbukaan masyarakat Betawi menghadirkan rasa toleransi yang tinggi mereka terhadap kaum pendatang. Hal ini sudah terjadi sejak beratus-ratus tahun yang lalu hingga kini
.
Keterbukaan ini pun membuat kebudayaan Betawi menjadi semakin semarak dengan masuknya unsur-unsur budaya kaum pendatang yang berasimilasi dengan kebudayaan Betawi sendiri. Keterbukaan ini membuat masyarakat Betawi tidak menutup diri terhadap kemajuan dan perkembangan kebudayaan dunia. Akan tetapi, tentunya hal ini bukan berarti mereka menerima begitu saja kebudayaan yang dibawa para pendatang itu. Mereka juga mengkritisi kebudayaan itu sebelum mereka terima dalam keseharian mereka. Keterbukaan dan kejujuran masyarakat Betawi dalam keseharian ini pun melahirkan sikap orang Betawi humoris. Hal ini mungkin terjadi untuk menghindari pertengkaran karena sikap terbuka dan jujur mereka yang mungkin akan melukai hati orang lain.

Dengan humor setidaknya sikap jujur mereka terhadap perbuatan seseorang yang buruk hanya akan ditanggapi main-main atau hanya bercanda oleh orang itu, walaupun maksudnya menyindir perbuatan orang itu. Kelucuan masyarakat Betawi umumnya juga terjadi karena keluguan dan kepolosan sikap mereka terhadap situasi yang mereka hadapi. Bahkan jika kita memperhatikan dunia hiburan saat ini, kita bisa mendapati jika model lawakan masyarakat Betawi banyak dimanfaatkan para komedian Indonesia, misalnya bentuk lawakan yang mengajak penontot terlibat seperti pada lenong yang dibawakan oleh Bolot, Malih dan teman-teman yang lainnya.

Hal ini bukan hanya karena masyarakat Betawi memiliki sense of humor yang tinggi, tetapi juga karena model humor masyarakat Betawi hadir karena kejujuran mereka, bukan dibuat-buat. Selain itu, model humor Betawi juga mengajak penonton untuk aktif dan terlibat langsung dalam pertunjukkan mereka, seperti terlihat pada pertunjukkan lenong. Hal lain yang juga menunjukkan gambaran orang Betawi adalah rasa cinta mereka terhadap bangsa dan negara. Kecintaan terhadap negara pada masa kolonial dahulu ditampilkan dengan tidak bersekutu dengan pemerintah kolonial.

Sementara kecintaan pada masa kemerdekaan mereka tampilkan dengan sikap yang mendukung pemerintahan yang sah Republik Indonesia. Walaupun masyarakat Betawi bersikap terbuka dan bisa dikatakan jika bahasa Betawi itu bersifat egaliter dan tidak memiliki tingkatan bahasa, seperti bahasa Jawa, orang Betawi tetap mengahargai orang yang lebih tua. Dalam keseharian, penghormatan terhadap orang yang lebih tua ini dihadirkan dalam sikap untuk memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada orang tua, sebelum yang muda-muda. Dalam bahasa atau omongan hal ini hadir dalam penyebutan diri mereka ketika berbicara pada orang yang lebih tua dengan tidak memakai kata ganti diri gue, tetapi kata ganti diri saye, aye atau menggunakan nama mereka sendiri.

Terakhir orang Betawi adalah orang yang menghormati adat istiadat mereka dan sangat religius. Dalam masyarakat Betawi, adat istiadat mereka jalani secara konsekuen. Hampir seluruh adat istiadat masyarakat Betawi diwarnai oleh agama Islam. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat Betawi sangat taat terhadap ajaran agama yang mereka anut. Kereligiusan masyarakat Betawi ini tampak dalam adat istiadat mereka yang tidak pernah melepaskan unsur-unsur agama Islam dan sikap hidup sehari-hari mereka. Bahkan kereligiusan ini pun melahirkan sikap hidup masyarakat Betawi yang jujur dan sangat toleran. Ketoleranan inilah yang membuat mereka terbuka terhadap para pendatang dan hal inilah yang membuat para pendatang betah hidup di Jakarta karena keramahan penduduk aslinya.

Jadi, berdasarkan nilai-nilai kebetawian yang terlihat pada lingkungan sekitar, tergambarlah bahwa orang Betawi adalah sosok manusia Indonesia yang sangat mencintai negaranya, menghormati orang yang lebih tua, mengharagai adat istiadat, jujur, sabar, berani, humoris, terbuka, dan religius. Bisa disimpulkan bahwa orang Betawi adalah orang yang teguh dan taat pada keyakinan, adat istiadat dan agama mereka, bersikap jujur dan menghormati orang tua, sabar dan berani dalam menghadapi tantangan hidup, berwatak humoris dan terbuka terhadap kemajuan, dan sangat teguh menjalankan agama Islam. Jadi jika banyak yang beranggapan orang betawi itu kasar dan jahat, maka saya harus mencari tahu apakah ia benar-benar orang betawi asli atau memang para pendatang yang mengaku-ngaku orang betawi. Semoga budaya betawi masih bisa dilestarikan, tetapi tidak sebatas dilestarikan secara ceremonial saja seperti pada acara abang-none jakarta yang selalu diadakan setiap tahun itu.



Aktivitas

Lenong

Lenong adalah teater tradisional Betawi. Ini seni tradisional musik Gambang Kromong disertai dengan alat musik seperti gambang, kromong, gong, drum, kempor, seruling, dan kecrekan, serta unsur alat musik Cina seperti tehyan, kongahyang, dan sukong. Memutar atau skenario Lenong umumnya mengandung pesan moral, yang membantu keserakahan, lemah dibenci dan perbuatan tercela. Bahasa yang digunakan dalam lenong adalah bahasa Melayu (atau sekarang bahasa Indonesia) dialek Betawi.

Lenong berkembang sejak akhir abad 19 atau awal abad 20. Seni teater mungkin merupakan adaptasi oleh masyarakat Betawi seni yang sama seperti "komedi bangsawan" dan "teater opera" yang sudah ada pada saat itu. Selain itu, Firman Muntaco, seniman Betawi, menyatakan bahwa berevolusi dari proses teater lenong musik Gambang Kromong dan sebagai tontonan sudah dikenal sejak 1920-an.

Para pemain Lenong berevolusi dari lelucon-lelucon tanpa plot-tali digantung pada sebuah pertunjukan dengan bermain sepanjang malam dan utuh. Pada seni pertama dipamerkan dengan menyanyikan dari desa ke desa. Acara ini diadakan di udara terbuka tanpa panggung. Sebagai acara berlangsung, salah satu aktor atau aktris di sekitar penonton sementara meminta sumbangan secara sukarela. Selanjutnya, mulai Lenong dilakukan atas permintaan pelanggan dalam acara-acara di panggung hajatan seperti resepsi pernikahan. Baru pada awal kemerdekaan, teater rakyat ini murni menjadi spectac panggung.

Setelah mengalami masa sulit, dalam seni lenong yang dimodifikasi tahun 1970-an mulai rutin dilakukan di panggung Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Selain menggunakan unsur teater modern dalam tahap plot dan tata letak, Lenong yang direvitalisasi ke dalam dua atau tiga jam dan tidak lagi sepanjang malam. Selanjutnya, lenong juga menjadi populer lewat pertunjukan di televisi, yang ditayangkan oleh Televisi Republik Indonesia dimulai pada 1970-an. Beberapa seniman lenong yang menjadi terkenal sejak saat itu misalnya adalah Bokir, Nasir, Siti, dan aneh.

Ada dua jenis yaitu Lenong Denes dan Lenong Lenong preman. Dalam Lenong Denes (dari Denes dalam dialek Betawi yang berarti, Äúdinas, Äù atau, Äúresmi, Äù), aktor dan aktris biasanya memakai pakaian formal dan kisahnya sedang menyiapkan kerajaan atau lingkungan kaum bangsawan, sedangkan dalam pakaian sipil dikenakan Lenong tidak ditentukan oleh sutradara dan cerita umum kehidupan sehari-hari. Selain itu, kedua jenis tersebut dibedakan juga Lenong dari bahasa yang digunakan, Denes Lenong umumnya menggunakan bahasa halus (tinggi Melayu), sementara Lenong preman menggunakan bahasa percakapan sehari-hari.


Kisah dimainkan dalam contoh preman lenong adalah cerita tentang orang-orang yang ditindas oleh tuan tanah dengan pemungutan pajak dan munculnya tokoh pejuang doa taat yang membela rakyat dan melawan tuan tanah jahat. Sementara itu, contoh adalah kisah Lenong Denes 1001 cerita malam. Dalam perkembangannya, Lenong preman dan berkembang lebih populer daripada Lenong Denes.

Fisik

A.      Pakaian Adat Betawi
Secara umum, kami telah menggolongkan pakaian adat betawi menjadi 3 jenis, yaitu pakaian adat yang digunakan untuk keseharian, pakaian adat yang digunakan dalam acara resmi, serta pakaian adat pernikahan yang biasa digunakan para pengantin Betawi. Berikut ini kita bahas ketiganya satu persatu.

1.      Pakaian Keseharian Adat Betawi
Untuk keseharian, orang-orang Suku Betawi biasanya mengenakan pakaian yang sederhana. Para pria mengenakan baju koko atau baju sadariah berwarna polos, celana kolor panjang bermotif batik sederhana, kain pelekat berupa sarung atau selendang yang diselempangkan di pundak, serta peci berwarna hitam berbahan beludru. Sedangkan bagi para wanita, mereka umumnya akan mengenakan baju kurung berlengan pendek, kain batik bermotif geometri dengan warna cerah, serta kerudung yang serasi dengan warna bajunya.

2.      Pakaian Resmi Adat Betawi
Dalam acara-acara resmi seperti pernikahan, hajatan, atau hari-hari besar, masyarakat suku betawi memiliki pakaian resmi yang terbilang sangat antik. Para pria mengenakan jas hitam dengan hiasan rantai emas di sakunya, celana dasar kain hitam yang dilengkapi dengan gubatan kain sarung pendek, serta peci hitam sebagai penutup kepala. Bagi para wanita, mereka mengenakan pakaian yang sebetulnya masih serupa dengan pakaian keseharian mereka yaitu kurung, kain batik bermotif geometri, serta kerudung berwarna cerah.

3.      Pakaian Pengantin Adat Betawi
Berbeda dengan pakaian keseharian dan pakai resmi, pakaian adat Betawi yang dikenakan para pengantin merupakan pakaian yang kental pembauran budaya Tionghoa, Arab dan Barat. Tak heran jika kemudian pakaian pengantin ini diberi nama yang aneh, “Dandanan Care Haji” bagi pakaian pengantin Betawi pria dan “Dandanan Care None Pengantin Cine”. 

Pakaian dandanan care haji yang dikenakan oleh pengantin laki-laki saat pernikahannya meliputi jubah berwarna cerah dan tutup kepala yang terbuat dari sorban. Sebagai hiasan, mereka juga akan mengenakan selendang bermotif benang emas dan manik-manik berwarna cerah. Sedangkan dandanan care none pengantin cine meliputi blus bergaya cina warna cerah yang terbuat dari bahan satin, bawahan rok berwarna gelap yang disebut Kun, serta sebagai pelengkap, di bagian kepala mereka menggunakan kembang goyang bermotif burung hong dengan sanggul palsu dilengkapi cadar di wajah. Pada sanggul tersebut, hiasan bunga melati yang dibentuk sisir dan ronje menjadi pelengkap kecantikan. Perhiasan lain yang digunakan pengantin wanita betawi adalah gelang listring, kalung lebar, serta manik-manik yang dikalungkan di dada. Untuk alas kaki, mereka menggunakan selop model perahu.

B.      Makanan Khas Betawi

1.      Kerak telor

Kerak telor merupakan makanan khas Betawi yang sangat terkenal terutama pada saat acara Pekan Raya Jakarta. Kerak telor hampir mirip dengan martabak, perbedaanya terletak pada isi dan cara memuatnya. Isi kerak telor adalah ketan dan ubi. Cara memasak kerak telor, yaitu dengan dipanaskan di atas tungku arang.

2.      Nasi uduk

Hampir semua masyaraka Jakarta (sekalipun bukan orang Betawi) mengenal nasi uduk. Nasi uduk sangat familiar sebagai sarapan di Jakarta. Mirip dengan nasi liwet, nasi uduk yang terbuat dari beras putih dimasak bumbu-bumbu. Bumbu-bumbu nasi uduk tersebut seperti garam, santan, daun serai, daun salam, dan daun jeruk. Rasa nasi uduk sangat lezat dan gurih. Nasi uduk biasa dimakan dengan telur dadar yang diiris, semur jengkol, ayam goreng, empal, kentang balado, dan sambal kacang.

3.      Gado-gado

Gado-gadomerupakan salah satu kuliner kebanggan Indonesia. Orang asing menyebut gado-gado dengan sebutan ‘seladanya orang Indonesia’. Gado-gado berisi lontong/ ketupat, sayuran, kerupuk dan bawang goreng. Gado-gado bisa disantap pada saat sarapan, makan siang, ataupun makan malam. Di Jakarta, banyak sekali penjual gado-gado.

4.      Ketoprak

Ketoprak terbuat dari ketupat atau lontong yang berisi bihun, toge, dan tahu. Ketoprak Betawi dengan rasa yang lezat ini disiram dan diaduk dengan sambal kacang. Ketoprak juga ditaburi dengan kerupuk. Makanan khas Betawi ini termasuk makanan berat yang agak ‘ringan’.

NAMA : MUHAMAD ALHATAMI
NPM : 14215352
KELAS : 1EA07 


 sumber :

http://www.kompasiana.com/derry.ardian/kelakuan-orang-betawi_550d4e68813311bf36b1e24e

http://digiku.com/makanan-khas-betawi-terpopuler/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar